Gambaran Kejadian TB Aktif Pada ODHA Dengan Pemberian ARV Di RSPI Prof. Dr.Sulianti Saroso Tahun 2006-2016
Downloads
Latar Belakang: TB merupakan infeksi oportunistik terbanyak pada Orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Infeksi HIV mengakibatkan penurunan imunitas tubuh yang progresif, sehingga infeksi TB laten akan cenderung berkembang menjadi TB aktif serta penyebaran kuman TB yang meluas tidak mampu dicegah oleh sistem imunitas tubuh. Keberadaan koinfeksi TB menambah beban bagi ODHA. Tujuan studi ini memperoleh gambaran kejadian TB aktif pada ODHA dengan pemberian ARV di RSPI-SS tahun 2006 -2016. Metode: Desain cross sectional dengan teknik Non Probability Sampling. Penelitian dilakukan di RSPI-SS. Sumber data menggunakan status rekam medik dan buku monitoring Pokja HIV-AIDS. Sampel adalah pasien HIV yang mendapatkan ARV dan terdiagnosis TB serta memiliki hasil laboratorium BTA yaitu sebanyak 40 pasien. Hasil: Dari 40 ODHA yang telah mendapatkan ARV dan terdiagnosis TB sebagian besar yaitu 22 (55%) dengan BTA Positif. Pasien dengan hasil BTA positif didominasi kelompok umur 18-35 Tahun yaitu 15 (83.3%), berjenis kelamin laki-laki yaitu 13 (72,2%), pendidikan SLTA yaitu 13 (72,2%), bekerja yaitu 10 (55,6%), berdomisili di DKI Jakarta yaitu 14 (77,8%), dan faktor risiko IDU/NAPZA suntik yaitu 9 (52,9%). Hasil pemeriksaan CD4 awal < 350 sel/mm3 sebagian besar negatif BTA yaitu sebanyak 22 (55%). ODHA yang tidak patuh pengobatan dan positif BTA sebanyak 6 (33.3%). Kesimpulan: ODHA cenderung terinfeksi TB. Hasil pemeriksaan BTA pada ODHA sebagian besaar dengan hasil positif.
Downloads
Djoerban Z. HIV/AIDS di Indonesia. Dalam buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. edisi V. Jakarta: Interna Publishing; 2009.
WHO. Global Health Observatory (GHO) data [Internet]. 2015. Available from: http://www. who.int/gho/en/
Sumantri R. Prevalensi Dan Faktor Risiko Anemia Pada HIV-AIDS. Majalah Kedokteran. 2009;
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Terobosan 8 Tahun Pengendalian HIV/AIDS di Indonesia. 2016;2014:2011–2. Available from: http://www.depkes. go.id/article/view/201408140002/inilah-terobosan-selama-8-tahun-pengendalian-hiv-aids-di-indonesia .html
WHO. Global Tuberculosis Report 2018. 2018.
Ministry of Health Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2018 [Indonesia Health Profile 2018]. 2019;207. Available from: http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan -indonesia/Data-dan Informasi_ Profil-Kesehatan-Indonesia-2018.pdf
WHO. TB-HIV [Internet]. 2015. Available from: https://www. who.int/hiv/topics/tb/about_tb/en/
Menteri Kesehatan RI. kepmenkes_ri_no_451_tahun_2012_tentang_rumah_sakit_rujukan_bagi_orang_dengan_hiv_dan_aids.pdf. Jakarta; 2012.
Rusli, A. Pokja HIV-AIDS RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso dalam Rapat Monitoring Evaluasi Tahun 2014. 2015 Mar.
Dikromo NP, Antariksa B, Nawas A. Factors Associated to Success Tuberculosis Therapy of Co-infection TB-HIV Patients in Persahabatan Hospital , Jakarta-Indonesia. J Respirasi Indones. 2011;31(1):14–21.
Hardiko D. Studi Epidemiologi Kejadian Tuberkulosis Paru pada Pasien Hiv di Kabupaten Wonosobo Tahun 2014. J Kesehat Lingkung Indones. 2016;14:27–34.
Depkes. Infodatin AIDS.pdf. Situasi dan Analisis HIV AIDS. 2014.
WHO. Duration of Anti-Tuberculosis Therapy and Timing of Antiretroviral Therapy Initiation: Association with Mortality in HIV-Related Tuberculosis [Internet]. 2015. Available from: http://www.who.int/hiv/ topics/tb/en/
Lubis R. Ko-Infeksi HIV/AIDS Dan Tb. Ko-Infeksi HIV/AIDS Dan Tb. 2015;2(1):76–81.
Mulyadi, Fitrika Y. Hubungan Tuberkulosis Dengan HIV / AIDS Correlation between Tuberculosis with HIV / AIDS. Idea Nurs J. 2010;2(2):163–6.
Nancy Dian Anggraeni. Ketahanan Hidup Satu Tahun Pasien HIV/AIDS dengan Pengobatan Regimen ARV Lini Pertama Berdasarkan Jumlah CD4 Sebelum Pengobatan ARV di RSPI Prof. DR. Sulianti Saroso Tahun 2005-2010. Universitas Indonesia; 2010.
Yuniar Y, Handayani RS, Aryastami NK. Faktor –Faktor Pendukung Kepatuhan Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) Dalam Minum Obat Antiretroviral Di Kota Bandung Dan Cimahi. Bul Penelit Kesehat. 2013;72–83.