Evaluasi Penggunaan Antiretroviral (ARV) Berdasarkan Indikator CD4 Pada Pasien HIV di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso
Downloads
Latar belakang: Kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Indonesia bahkan di dunia semakin meningkat setiap tahunnya. Obat Antiretriviral (ARV) merupakan pengobatan untuk kasus HIV yang dapat meningkatkan kualitas hidup ODHA walau tidak dapat menyembuhkan. Pemeriksaan CD4 merupakan salah satu indikatorpemantauan pasien untuk melihat keberhasilan penggunaan ARV. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan evaluasi pengobatan sebelum dan sesudah penggunaan ARV berdasarkan indikator CD4 pada pasien RS Prof. Dr. Sulianti Saroso di Jakarta Utara. Metode: desain penelitian cross sectional. Pengumpulan data dilakukan secara non probability sampling dengan teknik quota sampling sehingga diperoleh 42 pasien HIV yang berasal dari data rekam medis pasien. Hasil: analisa sosiodemografi sebagian besar usia 26–45 tahun 73,8%, jenis kelamin laki-laki 92,9%, pendidikan sarjana 69%, sudah bekerja 88,1% serta sudah menikah 76,2%. Berdasarkan kepatuhan dalam pengobatan diperoleh 78,6% patuh. Kombinasi obat yang paling banyak digunakan adalah TDF(300)+3TC(300)+EFV(600) dalam bentuk FDC (fixed-dose combination). Hasil Uji Wilcoxon menunjukan adanya perbedaan bermakna antara CD4 awal dengan CD4 akhir dengan p value 0,000 (p<0,05). Uji statistik dengan chi square didapatkan status pernikahan, kepatuhan, status pekerjaan dan status pendidikan menunjukan ada hubungan yang signifikan dengan perubahan CD4 (Pvalue <0,05) sedangkan usia, jenis kelamin, dan kombinasi obat tidak signifikan (Pvalue >0,05). Kesimpulan: ARV efektif menaikkan CD4 pada pasien HIV.
Downloads
Kementrian Kesehatan RI. Situasi dan Analisi HIV/AIDS. Pusat Data Dan Informaasi Kementeri Kesehatan RI. 2014;1–7.
Kementerian Kesehatan RI. Laporan Situasi Perkembangan HIV/AIDS dan PIMS di Indonesia Tahun 2018. Direktorat Jenderal Pengendali Penyakit dan Penyehatan Lingkungkungan [Internet]. 2018;1–30.
UNAIDS. UNAIDS Data 2019. 2019;1–388.
Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 87 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengobatan Antiretrovial. Kementerian Kesehatan RI 2014 p. 1–122.
Departemen Kesehatan RI. Pedoman Nasional Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral. 2011. 1-108 p.
Larasaty N., Shaluliyah Z, Suryoputro A. Bentuk – bentuk dukungan keluarga terhadap ibu dengan HIV positif dalam kepatuhan Terapi ARV di kota Semarang. J Promosi Kesehat Indones Vol. 2015;10(2):116–30.
Audhah MH, Agustina M. Hubungan Dukungan Emosional Keluarga dengan Keberhasilan Pelaksanaan Program Pengobatan HIV / AIDS di. Indones J Infect Dis. 2014;2:40–4.
Nasution RD. Identifikasi karakteristik orang risiko tinggi HIV dan AIDS tentang program pelayanan voluntary counseling and testing (VCT). 2015;3(2):54–67.
Yogani I, Karyadi TH, Uyainah A, Koesnoe S. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kenaikan CD4 pada Pasien HIV yang Mendapat Highly Active Antiretroviral Therapy dalam 6 bulan Pertama. J Penyakit Dalam Indones. 2015;2(4):217.
Departemen Kesehatan RI. Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Orang Dengan HIV AIDS. In: Pedoman Pelayanan Kefarmasian untuk Orang dengan HIV/AIDS ( ODHA ). 2006. p. 1–74.
Kusman Ibrahim YKH. Hubungan antara Fatigue, Jumlah CD4, dan Kadar Hemoglobin pada Pasien yang Terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Jurnal Keperawatan Padjadjaran. 2018;5(3):271–80.
Oktarina Hanafi F. Budisuari M.A. Hubungan Antara Karakteristik Responden, Keadaan Wilayah dengan Pengetahuan , Sikap Terhadap HIV/AIDS pada Masyarakat Indonesia.
Rope ZZ. Faktor-faktor yang mempengaruhi status imunitas ODHA di Puskesmas Gedongtengen Yogyakarta. 2018;1–12.
Mirna W, Sandy Semuel, Eva F. Dampak Perpaduan Obat ARV pada Pasien HIV / AIDS ditinjau dari Kenaikan Jumlah Limfosit CD4 + di RSUD Dok II Kota Jayapura. Plasma. 2015;1(2):53–8.
Gabriella Giovani. Perbandingan Kadar CD4 Sebelum Dan Sesudah ARV Minimal 6 Bulan Pada Pasien HIV di Puskesmas Bumiwonorejo Kabupaten Nabire. 2017;1–3.