Profil Pasien Suspek Koinfeksi TB pada HIV di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Dr. Sulianti Saroso Tahun 2015
Unduhan
Abstrak
Latar belakang : Dampak pandemi Human Immunodefiency Virus (HIV) di dunia akan menambah permasalahan Tuberkulosis (TB). Koinfeksi TB dengan HIV merupakan tantangan besar dalam program pengendalian kedua penyakit tersebut. Kedua penyakit ini dan penyebabnya dapat saling berinteraksi dan mempengaruhi epidemiologi masing-masing. Maka diperlukan beberapa penelitian untuk mengetahui besarnya angka kejadian koinfeksi TB-HIV dan juga profil dari pasien koinfeksi TB-HIV.
Metode : Penelitian ini adalah penelitian diskriptif dengan desain potong lintang. Pengambilan data primer dengan instrument Case Report Form (CFR) dilakukan selama 3 bulan sejak September – November 2015. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien suspek TB pada HIV dan HIV non TB sebanyak 38 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Hasil : Jumlah pasien HIV pada periode September – November 2015 hanya 10 pasien yang TB-HIV. Dari 38 pasien suspek TB-HIV sebagian besar berusia < 35 tahun (52,6%) dan berjenis kelamin laki-laki (73,7%), menunjukkan Gejala klinis pasien suspek TB-HIV terbanyak adalah demam (94.7%), batuk (100%), batuk berdahak (89,5%), berkeringat malam hari (86,8%), mudah lelah (97,4%), gangguan tidur (86,8%), berat badan turun (100%), infeksi opportunistik candidiasis oral (60.5%) dengan hasil foto rontgen terbanyak yaitu Tb Paru (44,7%). Hasil apusan sputum pertama 84,2% BTA negative, apusan kedua 76,3% BTA negative dan apusan ketiga 86,8% BTA negative. Gambaran CD4 pada pasien TB-HIV 73,7% dengan CD4 < 100 sel/mm3.
Kesimpulan : Sulit menentukan pasien koinfeksi TB pada pasien HIV tanpa dilengkapi pemeriksaan penunjang Foto Rontgen dan pemeriksaan CD4.
Unduhan
World Health Organization (WHO). Data Epidemiologi HIV [Internet]. 2015. Available from: http://www.who.int/hiv/data/epi core july2015.png
Kemenkes RI. Lembar Fakta Booklet Situasi Terkini Kemajuan Pengendalian Tuberkulosis. In Jakarta; 2014.
Kemenkes RI. Petunjuk Teknis Tata Laksana Klinis Ko-Infeksi TB-HIV. In Jakarta; 2012.
Kemenkes RI. Laporan Situasi Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia. Jakarta; 2014.
World Health Organization (WHO). Global Tuberculosis Report. 2014.
Kabali C, Mtei L, Brooks DR, Waddell R, Bakari M, Matee M, et al. Increased mortality associated with treated active tuberculosis in HIV-infected adults in Tanzania. Tuberculosis (Edinb) [Internet]. 2013;93(4):461–6. Available from: http://www.sciencedirect. com/science/article/pii/S1472979213000036
Kantipong P, Murakami K, Moolphate S, Aung MN, Yamada N. Causes of mortality amongtuberculosis and HIV co-infected patients in chiang rai, northern Thailand. HIV/AIDS - Res Palliat Care. 2012;4:159–68.
Meilani. Pengaruh koinfeksi tuberkulosis terhadap kesintasan tiga tahun pasien HIV / AIDS yang mendapat terapi antiretroviral di Rumah Sakit penyakit infeksi Prof DR Sulianti Saroso tahun 2009-2011 = Impact of tuberculosis co infection on three year survival among. Universitas Indonesia; 2011.
Rusli A. Laporan Pokja HIV/AIDS RSPI Prof Dr. Sulianti Saroso. Jakarta; 2015.
Soraya D, Artika DM .Profil Pasien Koinfeksi TB-HIV Di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Bali Tahun 2013. E-JURNAL Med. 2016;5(20):66–71.
Permitasari DA. Faktor risiko terjadinya koinfeksi tuberkulosis pada pasien HIV / AIDS di RSUP dr.Kariadi Semarang . Universitas Diponegoro; 2012.
Departemen Kesehatan RI. Kebijakan Nasional Kolaborasi TB/HIV. Jakarta; 2007.
Surjanto E, Subgio S Y, Reviono, Harsini M. Profil Pasien Koinfeksi Tuberkulosis - HIV di RS Moewardi Surakarta 2010 - 2011 [Internet]. Jurnal Respirologi Indonesia Vol. 32, No. 2, April 2012 85. 2011. Available from: http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:TTGeiU9QbhIJ:jurnalrespirologi.org/wp-content/uploads/2012/07/jri-2012-32-2-85.pdf+&cd=5&hl= id&ct=clnk&gl=id
Sharma SK, Mohan A, Kadhiravan T. HIV-TB co-infection: Epidemiology, diagnosis & management. Vol. 121, Indian Journal of Medical Research. 2005. p. 550–67.
Amin Z, Uyainah A, Yunihastuti E, Djoerban Z. Profil Pasien Tb-Hiv Dan Non Tb-Hiv Di RSCM. Bul Penelit Kesehat. 2013;41(4):195–9.
Dikromo NP, Antariksa B, Nawas A. Factors Associated to Success Tuberculosis Therapy of Co-infection TB-HIV Patients in Persahabatan Hospital , Jakarta-Indonesia. J Respirasi Indones. 2011;31(1):14–21.
Cain KP, Kanara N, Laserson KF, Vannarith C, Sameourn K, Samnang K, et al. The epidemiology of HIV-associated tuberculosis in rural Cambodia. Int J Tuberc Lung Dis. 2007;11(9):1008–13.
Palomiño JC, Leao S, Rotacco V. Tuberculosis 2007: From basic science to patient care [Internet]. Tuberculosis. 2007. 687 p. Available from: www.tuberculosisTextbook.com
Nzou C, Kambarami RA, Onyango FE, Ndhlovu CE, Chikwasha V. Clinical predictors of low CD4 count among HIV-infected pulmonary tuberculosis clients: A health facility-based survey. South African Med J. 2010;100(9):602–5.
Albrecht D, Altfeld M, Behrens G, Bredeek UF, Buhk T, Dickinson L, et al. HIV Medicine 2007 [Internet]. HIV Medicine. 2007. 818 p. Available from: www.HIVMedicine.com